CONTOH PERUBAHAN PROSES BISNIS/SOSIAL DAN PELANGGARAN TERHADAP ETIKA
CONTOH PERUBAHAN PROSES BISNIS/SOSIAL
1. Proses Jual Beli
a.
Teknologi yang digunakan
- Komputer sebagai media yang bisa mengakses internet
dan sebagai media terjalinnya transaksi tersebut
- Mobile Phone (handphone,) merupakann
media yang sering digunakan saat ini
dengan menggunakan sms dan sms banking .
b.
Model Kerja
Seiring dengan meningkatnya teknologi saat ini, memberi
pengaruh yang besar pada proses jual
beli seperti :
- Via Online,
merupakan sarana jual beli yang banyak
digunakan masyarakat saat ini. Contoh ; Bukalapak.com , Salestock, Bli-bli.com,
Toko Pedia, dan lain sebagainya. Layanan-layanan tersebut memberi kemudahan
dalam proses jual-beli di kalangan masyarakat. Dalam pembayarannya dapat
dilakukan melalui transfer rekening melelui ATM, kartu kredit, dan transaksi
pembayarannya bisa juga dilakukan pada saat penerimaan barang berlangsung.
Umumnya, pembayaran dilakukan sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh
pihak layanan via online tersebut.
- Proses jual-beli
pilihan kedua, bisa dilakukan di mal-mal, supermarket atau minimarket seperti Matahari,
Carefour, Ramayana, Alfamart, Indomaret, Giant dan sebagainya.
c.
Nilai etika tradisional yang hilang
- Tidak adanya
tawar menawar dalam proses jual-beli.
Proses bisnis dulunya dilaksanakan secara tatap muka antara
konsumen dan produsen dan disana terdapat transaksi tawar-menawar , misalnya
dipasar. Akan tetapi sekarang dengan adanya jual beli via online, proses
tawar-menawar jarang dilakukan lagi
karena ketentuan yang telah ditetapkan pihak layanan tersebut.
- Kehilangan rasa
saling mengenal dan silaturahmi antar konsumen dan produsen
Dengan adanya mall-mall seperti carefour atau yang
sejenisnya, kita sudah kehilangan seni/tradisi tawar menawar, karena di
mall-mall tersebut tidak ada barang yang bisa di tawar. Apalagi dengan adanya
paypal kita jadi kehilangan etika saling silaturahmi, karena dengan adanya
paypal kita bisa melakukan proses jual beli tanpa harus bertatap muka dengan
penjual, demikian juga sebaliknya penjual juga tidak bisa bertemu dengan
pembelinya.
2. Televisi
a.
Teknologi yang digunakan
Televisi
sebagai media informasi.
b.
Model kerja
Televisi sebagai media informasi dari berbagai belahan dunia
dari informasi teknologi, ekonomi, hokum, social dll, yang menampilkan secara
nyata.
c.
Nilai tradisional yang hilang
Namun media informasi ini telah banyak menghilangkan etika
tradisional diantaranya ;
- Tayangan
televisi mempengaruhi pola berpikir serta berpengaruh pada nilai sopan santun
terhadap orang yang lebih tua/sesama, cara berpenampilan, sikap dan berprilaku
(akhlaq seseorang ), juga menimbulkan kemalasan, dan lupa waktu.
- Dengan tayangan
- tayangan yang ditontonkan banyak membuat perubahan gaya hidup dengan meniru
budaya-budaya yang ditampilkan, yang umumnya banyak menampilkan budaya
orang-orang barat, seperti berpacaran, genk berandal, sopan santun yang sudah
tidak sesuai etika, bahkan hingga pergaulan bebas, dan sebagainya.
3. Media Sosial dan Situs Jejaring Sosial.
a.
Teknologi yang digunakan
Yaitu Mobile Phone
(smartphone) sebagai media penghubung ke internet. Facebook, Twitter, Line, Watshap, BBM,
Instagram, Friendster dan sebagainya
sebagai media sosial sekaligus sumber informasi yang digunakan.
b.
Model kerja
Masyarakat saat ini ,
lebih cenderung mengutamakan berkomunikasi dengan menggunakan media
sosial seperti facebook,
twitter,instagram friendster, dan sebagainya. Manfaat yang didapatkan dari
media sosial seperti kemudahan bagi pengguna dalam berkomunikasi serta cepat mendapatkan informasi ( up todate ).
c.
Nilai tradisional yang hilang
- Masyarakat
(kalangan muda) jadi lebih sering sibuk dengan
smartphone mereka, sehingga
menyebabkan kepekaan terhadap lingkungan sekitar menjadi kurang karena sudah
merasa cukup mendapatkan informasi melalui media sosial.
- Memberi pengaruh
pada rasa persaudaraan kita yang hilang.
- Dengan adanya
situs jejaring social juga sudah menghilangkan rasa takut untuk mengakses hal-hal yang berbau pornografi karena sudah
tidak merasa diawasi lagi.
PELANGGARAN TERHADAP ETIKA
Begini Kronologi Kasus Hoax Ratna Sarumpaet
TEMPO.CO, Jakarta - Kepolisian Daerah Metro Jaya menangkap
terhadap aktivis Ratna
Sarumpaet pada Kamis malam, 4 Oktober 2018 di Bandara Internasional
Soekarno Hatta. Ratna ditangkap sebelum terbang ke Santiago, Cile.
Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Raden
Prabowo Argo Yuwono mengatakan penangkapan terhadap Ratna dilakukan karena
kepolisian telah menetapkan dia sebagai tersangka dalam kasus penyebaran hoax
atau berita bohong. Kepolisian bakal menjerat Ratna dengan pasal 14 dan 15
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1946 tentang Peraturan Hukum Pidana serta pasal 28
juncto pasal 45 Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE).
"Ancaman hukumanya maksimal 10 tahun penjara,"
Kata Argo di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Kamis 4, Oktober 2018.
Sebelum ditangkap pihak kepolisian, hoax mengenai
penganiayaan Ratna telah menjadi perhatian publik. Sejumlah tokoh politik pun
sempat melontarkan pernyataan mengenai hoax penganiayaan Ratna Sarumpaet. Namun
belakangan Ratna mengakui bahwa dirinya telah berbohong mengenenai kabar itu.
Berikut kronologi singkat kasus hoax Ratna hingga ditangkap
polisi.
1. Diunggah pertama kali lewat di media sosial
Berdasarkan penelusuran yang dilakukan Tempo, kabar Ratna
Sarumpaet dianiaya pertama kali beredar melalui Facebook. Akun yang mengunggah
informasi tersebut adalah Swary Utami Dewi. Unggahan ini disertai sebuah
tangkapan layar yang berisi dari aplikasi pesan WhatsApp pada 2 Oktober 2018
serta foto Ratna. Namun unggahan tersebut kini telah dihapus.
Kabar tersebut kemudian menyebar lewat Twitter melalui akun
sejumlah tokoh. Salah satunya adalah Rachel Maryam.
2. Dikonfirmasi oleh politikus
Penganiayaan yang diterima oleh Ratna Sarumpaet kemudian
mendapat respon. Salah satunya dari politikus Partai Gerindra, Rachel Maryam
melalui akun twitternya di @cumarachel. Dalam cuitannya, ia membenarkan kabar
penganiayaan yang diterima oleh aktivis dan seniman teater itu. "Berita
tidak keluar karena permintaan bunda @Ratnaspaet pribadi, beliau ketakutan dan
trauma. Mohon doa," tulis Rachel pada 2 Oktober 2018.
Tak hanya Rachel, kabar penganiayaan tersebut juga
dibenarkan oleh Juru Bicara Tim Prabowo-Sandiaga Dahnil Anzar Simanjuntak.
Dalam pernyataannya, Dahnil mengatakan Ratna dikeroyok oleh orang tak dikenal
dan dimasukkan ke dalam mobil. Pengacara Ratna, Samuel Lengkey juga mengatakan
hal senada. Lengkey mengatakan bahwa kabar penganiayaan itu benar tapi ia
menolak memberitahukan informasi lengkapnya. "Iya benar, itu confirmed
dia," ucapnya.
Konfirmasi berikutnya juga datang dari Wakil Ketua Umum
Partai Gerindra Fadli Zon. Melalui cuitan di akunnya yakni @fadlizon, Fadli
menegaskan Ratna Sarumpaet mengalami penganiayaan dan dikeroyok dua sampai tiga
orang. "Jahat dan biadab sekali," kata dia melalui cuitanya. Fadli
juga mengaku telah bertemu dengan Ratna dua kali setelah mengalami penganiayaan.
Tak berhenti di situ, Ketua Umum Partai Gerindra sekaligus
calon presiden 2019 Prabowo Subianto turut memberikan pernyataan mengenai kabar
dikeroyoknya Ratna Sarumpaet pada Rabu malam, 3 Oktober 2018. Saat itu, Prabowo
sempat mengatakan bahwa tindakan terhadap Ratna adalah tindakan represif dan
melanggar hak asai manusia. Prabowo bahkan ingin bertemu dengan Kapolri
Jenderal Tito Karnavian untuk membicarakan mengenai dugaan penganiayaan yang
dialami Ratna Sarumpaet di Bandung, Jawa Barat itu.
3. Disanggah pihak kepolisian
Setelah ramai pemberitaan tersebut, hoax tersebut kemudian
ditanggapi oleh pihak kepolisian. Kepolisian melakukan penyelidikan setelah
mendapatkan tiga laporan mengenai dugaan hoax itu.
Berdasarkan hasil penyelidikan polisi, Ratna diketahui tidak
dirawat di 23 rumah sakit dan tidak melapor ke 28 Polsek di Bandung dalam kurun
waktu 28 September sampai 2 Oktober 2018. Saat kejadian yang disebutkan pada 21
September, Ratna diketahui memang tak sedang di Bandung. Hasil penyelidikan
menemukan bahwa Ratna datang ke Rumah Sakit Bina Estetika di Menteng, Jakarta
Pusat, pada 21 September 2018 sekitar pukul 17.00.
Direktur Tindak Pidana Umum Polda Metro Jaya Kombes Nico
Afinta mengatakan Ratna telah melakukan pemesanan pada 20 September 2018 dan
tinggal hingga 24 September. Polisi juga menemukan sejumlah bukti berupa
transaksi dari rekening Ratna ke klinik tersebut.
4. Ratna Sarumpaet mengaku berbohong
Setelah kepolisian mengelar konferensi pers menjelaskan
persoalan itu, beberapa jam kemudian Ratna Sarumpaet juga ikut mengelar
konferensi pers. Di sana Ratna mengaku bahwa kabar itu tak benar.
Menurut Ratna, awal dari kabar pemukulan itu sebetulnya
hanya untuk berbohong kepada anaknya. Ratna yang pada 21 September 2018
mendatangi rumah sakit bedah untuk menjalani operasi sedot lemak di pipi,
pulang dalam kondisi wajah yang lebam.
Narasi pengeroyokan itu mulanya Ratna sampaikan hanya kepada
anak-anaknya yang bertanya penyebab wajahnya lebam. Namun setelah lebamnya
sembuh, Ratna kembali menceritakan pemukulan itu kepada Fadli Zon saat
berkunjung beberapa hari lalu. Saat anaknya Iqbal datang ke rumah, cerita
pemukulan itu juga yang ia sampaikan. "Hari Selasa, foto saya tersebar di
media sosial, saya nggak sanggup baca itu," kata Ratna. Jadi Ratna
menyatakan tak ada penganiayaan yang dialaminya. "Itu cerita khayalan,
entah diberikan oleh setan mana kepada saya," kata dia.
Setelah pengakuan ini, sejumlah pihak juga melaporkan Ratna
ke polisi atas dugaan penyebaran hoax. Diantaranya adalah Farhat Abbas dan
Muannas Alaidid.
5. Prabowo minta maaf dan meminta Ratna mundur
Setelah pengakuan Ratna dalam jumpa pers kepada awak media,
Prabowo Subianto kembali menggelar jumpa pers. Dalam kegiatan itu, mantan
Komandan Jenderal Koppasus ini meminta maaf karena ikut menyebarkan berita
bohong mengenai penganiayaan Ratna Sarumpaet.
"Saya atas nama pribadi dan pimpinan tim kami, saya
minta maaf kepada publik bahwa saya telah ikut meyuarakan sesuatu yang belum
diyakini kebenarannya," kata Prabowo yang didampingi calon Wakil Presiden
Sandiaga Uno di Jalan Kertanegara IV, Jakarta Selatan, Rabu malam, 3 Oktober
2018.
Prabowo juga meminta Ratna Sarumpaet mengundurkan diri dari
Badan Pemenangan Prabowo - Sandiaga Uno di pemilu 2019. “Saya telah meminta Ibu
Ratna Sarumpaet mengundurkan diri dari Badan Pemenangan. Beliau sudah lakukan
itu. Sudah ada suratnya,” kata Prabowo.
6. Ratna dicekal lalu ditangkap Kepolisian
Sehari setelah itu, tepatnya pada Kamis malam, 4 Oktober
2018 sekitar pukul 20.00 WIB, kepolisian melakukan penangkapan kepada Ratna
Sarumpaet. Ia ditangkap di Bandara Internasional Soekarno Hatta saat akan
bertolak ke Santiago, Cile. Ratna diketahui akan bertolak ke Cile untuk
menghadiri acara Konferensi The 11th Women Playwrights International Conference
2018.
Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Polisi
Argo Yuwono mengatakan penangkapan tersebut terkait dengan statusnya sebagai
tersangka dalam kasus penyebaran hoax atau berita bohong. Adapun sebelum
ditangkap, polisi telah mengirimkan surat pencegahan kepada pihak Imigrasi.
Kepolisian bakal menjerat Ratna dengan pasal 14 dan 15
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1946 tentang Peraturan Hukum Pidana. Selain itu,
Ratna juga bakal dikenai Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU
ITE) pasal 28 juncto pasal 45. "Ancaman hukumanya maksimal 10 tahun
penjara," Kata Argo.
Setelah melakukan penangkapan Ratna kemudian digelandang ke
Markas Polda Metro Jaya. Ia kemudian menjalani serangkaian pemeriksaan dan
kemudian penggeledahan di kediamanan di Kawasan Kampung Melayu Kecil, Jakarta
Selatan pada Jumat dini hari, 5 Oktober 2018.
Sumber :
https://nasional.tempo.co/read/1133129/begini-kronologi-kasus-hoax-ratna-sarumpaet/full&view=ok
0 comments